“Dia nikah loh!
Dia sudah punya momongan loh!
Dia sudah nggendong anaknya mantan loh!”
*Krik
Seperti yang sudah pernah saya posting di
Instagram kemarin, saya mendapat beberapa undangan menghadiri mantenan, disusul dengan beberapa kabar saya terima akan ada kawan yang nikah. Sebagai seorang yang jomblo flamboyan, ehm maaf Gus Mul
saya tidak hendak meniru istilah sampean
loh, saya cukup toleran menghadapi keadaan ini. Flamboyan di sini adalah
seorang yang menempatkan diri sebagai obyek dalam hal asmara. Dan sampai saat
ini masih menunggu. muni ae jomblo rapayu
jon.
Bentuk toleransi tersebut saya buktikan
dengan tidak menganggu ritual pernikahan kawan-kawan saya. Seperti mendoakan
agar hujan turun layaknya adat klasik para jomblo-jomblo saat malam Minggu hingga
dengan merubuhkan terop seperti di
gambar meme yang tersebar. Terlalu ekstrim jika saya lakukan hal itu. Toh jikalau
sampai berurusan dengan pak pulisi,
saya bisa mendapat catatan merah. Pupus sudah harapan mulia saya jadi PNS.
Terkadang saya harusnya berterimakasih
kepada kawan saya yang hanya memberi kabar pernikahannya tanpa memberi sepucuk
surat undangan. Iya, Tidak ada kewajiban hadir dan ehm ngamplopi. Cukup doa beserta kata-kata samawa yang dikirimkan lewat sosial media. Bukan bermaksud menjadi
sangat perhitungan, toh mata pelajaran hitung-hitungan saya warnanya oranye
yang artinya hampir merah. Tapi coba kita cermati lagi, kabarnya kawan saya yang
nikah jumlahnya ada tiga bahkan lebih. Itu belum yang saya dapat undangan.
Belum lagi sakitnya ditinggal kawan nikah yang rasanya seperti saat Rossi diselip Marquez. Masalahnya bayaran
seorang layouter lepas yang tanpa
penyemangat pun tidak cukup untuk mengamplopi
para anak adam dan hawa yang akan mengarungi bahtera rumah tangga ini. Apalagi
kemarin habis mundur dari salah satu penerbit gara-gara pihaknya sudah tidak
mengambil pekerja lepas. Ngenes.
Dalam toleransi ini saya tidak berharap
timbal balik. Saya juga enggak bilang ikhlas, karena surat Al-ikhlas tidak ada kata ikhlasnya. Tetapi setidaknya apakah sampean-sampean mboten pengertian kepada
koloni-koloni yang rapuh ini? Meski Jomblo yang Toleran kiranya tidak akan sepadan dengan Jomblo tapi Hafal Pancasila.
______
Mohammad Iqbal mengucapkan Semoga Sakinah Mawadah Warrohmah kawan-kawanku yang akan lebih dulu mengarungi bahtera rumah tangga. Pesenku nek ono amplop seng jenengku, ojo bukak neng jobo. Saru.
Mohammad Iqbal mengucapkan Semoga Sakinah Mawadah Warrohmah kawan-kawanku yang akan lebih dulu mengarungi bahtera rumah tangga. Pesenku nek ono amplop seng jenengku, ojo bukak neng jobo. Saru.
"Kalau ada amplop yang ada nama saya, jangan dibuka di luar. Tabu."
0 komentar:
Posting Komentar