http://media.21cineplex.com |
Jika sekarang banyak bertebaran judul tak sesuai dengan isi yang diwakilinya, mungkin judul film di atas merupakan pengecualian. Film ini meyakinkan kembali manusia post-modern tentang popularitas yang tak benar-benar selalu mnyaengarahkan manusia kepada kebahagiaan.
Setelah
Phineas Taylor Barnum, P.T Barnum, Barnum aja, seorang anak tukang jahit
dari orangtua tak punya, dipecat dari tempat ia kerja karena perusahaan
pelayaran bangkrut, ia memutuskan memutar otak untuk tetap bisa membuat
keluarga kecilnya tersenyum. Chariti kekasih, berasal dari kelas atas, yang
berhasil ia nikahi, dan kedua anaknya yang totally membuat saya terharu
ini secara diiam-diam membuat saya ingin cepat berkeluarga. Eh.
Barnum
kemudian pulang: pergi ke balkon rumah menemui kedua anaknya yang sedang
tertawa tulus bersama istrinya selagi berlatih menari. Begitulah, lelaki
seharusnya, tetap tegar sekalipun badai menerjang. Setelah itu, Scene film
menunjukan seolah Barnum lupa atas ulang tahun anaknya. Namun, tiba-tiba ia
membuka koper dan membuat rangkaian lilin dengan ditutupi kaleng. Rangkaian
tersebut menciptakan cahaya yang indah selagi kaleng berlubang di atas lilin
diputar. Dengan sangat sederhana. Mereka semua tersenyum bahagia.
Tak
mau disebut sebagai ayah yang tak bertanggung jawab, Barnum bermodalkan kertas
(kalau tidak salah kertas itu bukti kepemilikan kapal perusahaan yang
sebenarnya sudah tenggelam di Tiongkok) meminjam uang di bank untuk membuat sebuah
arena sirkus. Berisi benda-benda yang tak begitu menarik perhatian, seperti
patung lilin, pertujukan Marie Antoinette yang dipasung membikin sirkusnya sepi
pengunjung. Seharian dibuka. Hanya ada tiga pembeli tiket: Chariti dan kedua
anaknya. Di bagian ini kalian boleh mulai terharu.
Dramatisnya,
ide untuk membikin sirkus Barnum menjadi lebih ramai dari kedua anaknya. Ayah
harus membuat isi sirkus lebih hidup, simpelnya seperti itu kata anaknya
sebelum mereka tidur.
Akhirnya,
Barnum membuka rekruitmen orang-orang unik. Orang yang terasingkan dari
lingkungannya. Meski terbilang tak mudah, karena ada orang-orang yang harus
dibujuk, Barnum berhasil mengumpulkan orang-orang tersebut. Dari si Anjing, si
Perempuan berkumis, si Tinggi, si Berat, si Cebol dkk. Mereka adalah
orang-orang yang disembunyika oleh orang tuanya dari publik.
Orang-orang
unik tersebut merasa bersyukur bisa bekerja bersama Barnum. Pantasnya bukan
bekerja, namun orang-orang tersebut merasa bisa diakui oleh khalayak karena akhirnya
dianggap ada.
Skip. Dan. Skip. Takut kelewatan dan bisa disebut Spoiler.
Hehe.
Konflik
akhirnya dimulai. Seorang penyanyi matoh Swedia bernama Jenny Lind dipertemukan
dengan Barnum. Sepertinya Jenny memendam rasa dengannya. Barnum menghindar
karena ingat keluarganya yang setia. Di tengah tur nyanyi bersama sirkus Barnum.
Jenny memilih mundur, mungkin karena merasa cintanya tak terbalas. Dan. Jenny
memberikan ciuman perpisahan di akhir penampilannya kepada Barnum. Kamera
langsung jeprat-jepret. Selain itu Barnum juga mulai ditinggalkan anggota
sirkus uniknya, karena mereka merasa dilupakan semenjak kedatangan Jenny Lind.
Sialnya
lagi. Di koran pagi, kabar mundurnya Jenny Lind dari tur dibumbui dengan berita
skandal yang dibuat-buat dan ditaburi micin foto ciuman mesrah Barnum dan Jenny
kala itu. Sudah ditebak. Charity meninggalkannya.
Tapi,
seperti kata Sapardi Djoko Damono dalam Hujan Bulan Juni “Bagaimana
mungkin seseorang memiliki keinginan untuk mengurai kembali benang yang tak
terkirakan jumlahnya dalam selembar sapu tangan yang telah ditenunnya sendiri.”
Ea....
Memang
tak ada niat buruk sedikitpun dari Barnum. Dan. Akhirnya keluarga kecil ini pun
kembali. Begitu pun juga sirkus orang-orang unik. Barnum akhirnya tak ingin
melanjutkan mengurus sirkus ia memilih keluarganya dan mengurus anak-anaknya.
“Seperti
inikah yang kau inginkan?..” tutur Barnum kepada Charity yang sedang bersandar
dipundak Barnum saat menonton si Kecil pentas balet.
Latar
film The Greatest Showman berada pada abad 19-an, merupakan film biografi
diambil dari kisah nyata. Film ini tergolong film drama musikal. Ada banyak
sesi nyanyi-nyanyi. Dan sangat direkomendasikan untuk ditonton bareng
keluarga saat liburan. Ada adegan kissing beberapa kali sehingga mohon
perhatiannya bagi yang mengajak anak di bawah umur. Ckikiki.
Silakan kunjungi bioskop terdekat.
Terima
kasih~