Minggu, 23 Oktober 2016

Tanggung Jawab Moral dalam Pesantren

Pendidikan dalam pesantren mempunyai tradisi yang berbeda dengan pendidikan formal. Dari sisi moralitas, seorang yang nyantri di pesantren akan ditekan secara penuh. Contoh kecil saja, ketika di kota-kota besar seperti yang saya tinggali yaitu Surabaya, akan jarang ditemui praktik yang mencerminkan perilaku hormat kepada seorang yang telah memberikan ilmu. Tetapi hal itu saya temui di pesantren saya di Surabaya. Bahkan santri sungkan-sungkan untuk lewat di depan ustadz atau kyainya. Hingga merapikan alas kaki ustadz atau kyai pun dilakukan oleh santri.
Boleh dikatakan akan ada perbedaan 180 derajat jika kita membandingkan pendidikan pesantren dengan pendidikan formal. Tanggung jawab moral belum ada dalam institusi pendidikan ini. Pendidikan formal lebih menekankan pengetahuan umum saja. Akan masih berbeda meskipun dalam pendidikan formal sudah dimasukan juga unsur keagamaan karena dalam kesehariaannya tidak langsung dipraktikan.

Meskipun dewasa ini masih ada pesantren yang hanya berfokus dalam pendidikan yang berkaitan dengan agama saja tanpa memperkenalkan ilmu umum kepada santrinya, namun sudah ada juga pesantren yang membangun iklim literasi dalam lingkungannya. Tradisi pesantren harus dijaga tetapi pesantren juga harus lebih terbuka. Pesantren mempunyai tanggung jawab “proteksi dan proyeksi”. Mempertahankan karakter kesantrian dan menerima hal-hal baru untuk kemajuan. Maka dari itu Hari Santri Nasional sebagai simbolis atas jasa pesantren dalam pembangunan moral bangsa.
Diberdayakan oleh Blogger.