Rabu, 15 Juni 2016

Sebuah Memori yang Ditemukan Kembali - Jurnalistik

Di suatu waktu, saat aku masih sekolah di MI Sunnatunnur Senori, ternyata pernahku mengikuti kegiatan jurnalistik. Kegiatan itu diadakan oleh LAPIS, salah satu program pengembangan dari Australia untuk sekolah-sekolah yang berbasis agama Islam di daerah pelosok. Menjelang acara itu, untuk menjaring peserta, panitia menyeleksi calon delegasi tingkat sekolahan masing-masing. Kalau tidak salah ingat, aku beserta kawan-kawan pada saat itu dikumpulkan dalam sebuah ruangan. Ruangan yang pada saat aku masih duduk di bangku MTs. pernah menjadi Laboratorium Bahasa Sunnatunnur itu dipenuhi anak-anak yang riuhnya bisa dibayangkan sendiri. Maklum, seumuran itu adalah waktunya anak-anak dalam fase pencilak-an nya. Selang beberapa menit, panitia mengintruksikan untuk menggambar sebuah sekolah. Bukan hanya sekolah seperti biasanya, yang ada halaman untuk upacara, beberapa kamar mandi, dan ruang-ruang kelas untuk belajar. Tetapi mereka memberi sebuah acuan tema yaitu tentang "Sekolah Idaman". Sempat aku bingung. Tengok kanan. Tengok kiri. Tanya teman. Tetapi mereka sepertinya malah acuh dengan sebuah tema. Bahkan ada juga yang menggambar seekor Rakun (Oh iya, temanku yang menggambar Rakun ini dengar-dengar sekarang sudah menjadi teknisi di sebuah service center motor di Jakarta). Terlalu kreatif memang. Parahnya aku juga tidak terpikirkan untuk bertanya kepada panitia terkait penjelasan lebih lanjut. Sialnya juga mereka memberi hitungan mundur. Aku mulai untuk mencoretkan pensil warna yang ku miliki. Beberapa menit kemudian coretan pensil warna ku yang sudah tak lengkap jenis warnanya ini sudah selesai. Semua peserta tidak kembali ke kelas melainkan tetap di sana. Gaduh sekali. Salah seorang dari panitia masuk ke dalam ruangan. Sedikit gugup aku menanti sesuatu yang akan diumumkan panitia. "Silahkan yang bernama Bambang ikut saya". Wah ternyata si Bambang, adik kelasku, terpilih karyanya. Sorak teman-teman semakin riuh. "Oh iya, sama M.Iqbal juga!" Tambah panita setelah sempat sedikit berdiskusi dengan panitia lain. Seperti naik motor berkecepatan tinggi (padahal pada saat itu belum bisa naik motor), adrenalinku terpacu. Aku dengan kawanku tadi digiring ke ruang Perpustakaan MA pada saat itu (yang pernah menjadi ruang MA IPS Putra pada tahun 2010-2011 dan sekarang menjadi Kantor MTs. Banin yang sudah terbilang bagus bangunannya). Di sana aku bertemu banyak orang. Ada para dewan guru MI sendiri. Kepala Sekolah-ku, dan salah seorang guru yang pernah mengajar les komputerku yang teryata juga tergabung dalam LAPIS. Salah satu panitia, belakang ini baru aku tahu kalau dia juga alumni MA, menanyai kita yang sudah lolos tadi. Oh iya, ternyata bukan aku dan kawanku saja tetapi juga dari MI Banat ada 2 anak. Jadi sekolahku dulu dipisah, Banat untuk cewek dan Banin untuk sebutan sekolah cowok. Pertanyaan demi pertanyaan aku jawab dengan begitu polosnya saat itu. Aku menjawab dan bercerita kenapa aku menggambar sebuah sekolah yang menurutku idaman tersebut dengan 8 WC di sana. Mungkin karena sering antre WC sekolah atau WC sekolahku pada saat itu masih kurang layak. Sedikit lupa, hehe. Selain itu sekolah yang ku gambar dihiasi dengan sungai, hutan, pegunungan, serta persawahan. Sempat terpikirkan juga sekarang, apa tidak takut hewan buas jika situasi dan kondisinya seperti itu, hehe. Tapi entahlah, intinya dulu keinginanku hanyalah sekolah yang nyaman, sejuk, enggak panas dan gersang. Jawabku singkat. Disusul dengan jawaban dari teman-temanku yang lain akhirnya kami dipersilahkan untuk pulang. Singkat cerita, aku pulang menuju rumah yang berjarak sekitar 1 km ke Timur dari sekolahku. Menggunakan sepedah gunung merek Jie-Yang, pemberian bapakku, biasanya cukup 15 menit aku menempuh perjalanan. Cukup cepat juga, soalnya akses jalan yang sudah baik dan cukup lurus saja untuk menuju rumah. Setelah sampai, seperti anak normal yang lain, aku melaporkan (menceritakan) apa yang kualami di sekolah kepada ibuku, cuma beliau saja karena bapakku pada saat itu sudah berangkat mengajar. Dan inilah awal yang tak kuduga. Awalku keliling Jawa Timur. Studi banding ke sekolah-sekolah ternama. Pengalaman menginap di hotel yang pertama kali-ku. Dan Awalku masuk dunia jurnalistik. :)
(Lu..pa, Sapto,Afi, Lutfi, Bu Uun, dan saya yang motret)
Foto ini diambil di depan kamar flamboyan Hotel Mustika Tuban Jawa Timur
Setelah puncak acara LAPIS yaitu Pentas Seni 1 Maret 2008
"Semoga sukses kawan-kawan LAPIS di mana pun kalian berada"
Diberdayakan oleh Blogger.