5 Orang; 3 dalam frame foto, 1 fotografer, dan 1 penunjuk arah paling depan |
“Terkadang
pulang kampung adalah hal yang malas saya rencanakan.”
Bulan Puasa, bulan yang penuh
dengan teka-teki dan perencanaan yang matang demi mendapatkan sebuah pencapaian
yang benar-benar nyata. Tidak muluk-muluk. Pencapaian tersebut adalah menemukan
tempat buka puasa yang pas. Atau simpelnya “Gratis”.
Meski pernah gagal satu kali
dalam pencarian tempat penyedia takjil. Bersama dua teman saya asli penghuni
Rumah Lembab 23A (Beskem Solidaritas, Red) tetap bersemangat mencari tempat
buka bersama gratis yang akhirnya berakhir di Masjid Ulul Albab UINSA. Kegagalan
tersebut bermula ketika kawan saya bernama Toyiz, Kyai Rumah Lembap,
mendapatkan info dari Ta’mir Masjid tempat ia sering singgah jikalau ada
Tahlilan dan buka bersama pukul 4 Sore di salah satu rumah Dosen UINSA daerah
Gang Masjid.
Tentu, seperti polisi di film India
yaitu tidak tepat waktu saat ada tindakan kriminal, kami berangkat 30 menit lewat
jam 4. Menuju Gang Masjid tidak membutuhkan waktu seperti mencari kunci motor
yang klibet (lupa naruh, Red). Benar saja, 5 menitan kami
sudah sampai depan rumah tujuan. Kami tidak terlambat. Hebat. Kami tidak
terlambat karena tidak ada kegiatan apapun di sana. Tidak ada Soundsystem. Tidak
ada banyak sandal di depan rumah. Bahkan tidak ada siapapun. Hanya ada karangan
bunga ucapan duka.
Gelak
tawa menyertai kami berlima. Toyiz mengingat dengan keras. Dan akhirnya sidang
memutuskan jika Toyiz lupa ataupun salah dengar. Karena ternyata Tahlilan
terakhir bukan hari itu namun sudah hari kemarin sebelumnya. Memang, lapar
membuat fatamorgana.
Kami
putuskan untuk lanjut menuju Masjid Ulul Albab. Selang beberapa menit Adzan
Magrib sudah dikumandangkan. Kami berbuka dengan hikmat layaknya upacara
bendera yang lupa terakhir kapan saya pernah lakukan.
Para pencari takjil. Itulah sebutan umumnya,
kata kawan saya Mizan. Kawan saya yang satu ini sangat antusias dalam pencarian
tempat-tempat penyedia takjil. Jika kalian para netizen pengguna Whatsapp
menemukan pesan Broadcast yang berisi daftar tempat penyedia buka puasa Cuma-cuma
dengan urutan nomor 1 Masjid Ulul Albab UINSA, ialah pencetus pesan-nya. Bahkan
sekarang sudah diteruskan oleh pengguna yang lain. Hingga lebih dari 10 daftar
tempat berbuka. Semoga amal teman saya yang satu ini diterima.
Kegiatan
mencari takjil tidak saya lakukan setiap hari. Puasa di awal-awal dulu, hingga
hari ke-3, kami lebih memilih membeli lauk. Selain itu juga ada kegiatan Bukber
organisasi sampai tiga kali. Terback-up lah semuanya. Haha.
Namun
tidak selamanya kita harus dan harus terus mengejar bola. Dengan doa yang tulus
dan tak pernah putus untuk mendapatkannya. Uhuk. Akan terkabulkanlah pastinya. Seperti
tadi. Penghuni Rumah Lembab keluar semua saat waktu buka. Ada yang buka bersama
dengan organisasi tetangga. Ada yang buka bersama karena sudah mendapat kupon
dari Masjid juga. Hingga ada juga yang pulang kampung. Namun saya putuskan
untuk menetap di Beskem saja. Dan akhirnya. Jeng-jeng. Jodoh tidak kemana.
Rejeki pun menghampiri. Tetangga Beskem ada acara. Dikirimlah Nasi Soto tiga
porsi.
Karena hal-hal tersebut lah, membuat
pulang kampung menjadi hal yang malas saya rencanakan. Ngerencanain aja
malas. Apalagi ngelakuin. -_-
Surabaya, 4 Juni 2017